Rabu, 25 September 2019

LALU, SURGA PUN DICIPTAKAN







ENSIKLOPEDI  MINI  PERJALANAN  DUNIA

Edisi 12



LALU SURGA PUN DICIPTAKAN



gambaran surga
Lalu, Allah menciptakan surga. Jadi, surga sudah tercipta sejak dahulu dan ia termasuk makhluk yang Allah ciptakan sebelum manusia.

Bagaimana hakikat surga? Bagaimana gambaran surga dan bagaimana pula gambaran surga firdaus? Ini patut kita pelajari.

Di mana letak surga? Apa saja nama surga? Selain surga dan neraka, di akherat kelak, apakah ada tempat lain untuk manusia? Semua ini tentu perlu kita kaji.

Siapa saja calon penghuni surga? Mengenal tentang surga dan isinya? Bagaimana mendapatkan bidadari surga? Seperti apa nikmatnya surga itu? Pertanyaan-pertanyaan ini sudah seharusnya menjadi bagian penting dalam kehidupan kita sehingga kita lebih bergiat dan bersemangat mengetahuinya, lantas kita berusaha dengan segenap kemampuan kita agar menjadi penghuni surga.


Anggur, Sun, Sinar Matahari, Buah

S
urga adalah rumah kenikmatan sempurna yang Allah sediakan bagi para hamba-Nya yang beriman dan taat kepada-Nya sebagai balasan bagi mereka karena keimanan dan  ketaatan mereka selama hidup di dunia. Kita wajib beriman tentang adanya surga. Ini masuk dalam keimanan kepada hari akherat dan iman kepada hari akherat masuk dalam kategori beriman kepada hari kiamat. Di dalam Al-Qur’an Allah banyak menjelaskan tentang surga ini, demikian pula Rasulullah صلى الله عليه وسلم  di dalam hadits-hsdits beliau.


Awan Awan, Pemandangan, Luar, Langit

Kenikmatan surga itu tidak mampu dijangkau oleh akal manusia. Nikmatnya surga itu di luar jangkauan daya khayal manusia. Bagaimana pun kita membayangkan, mengkhayalkan dan meng-imaginer-kan nya, maka surga itu jauh lebih nikmat dan lebih baik dari itu. Karenanya, Rasulullah صلى الله عليه وسلم menggambarkan keindahan dan nikmatnya surga itu dalam sebuah hadits qudtsi, bahwa Allah Ta’ala berfirman:



أَعْدَدْتُ لِعِبَادِيَ الصَّالِحِيْنَ مَا لَا عَيْنٌ رَأَتْ، وَلَا أُذُنٌ سَمِعَتْ، وَلَا خَطَرَ عَلَى قَلْبِ بَشَرٍ" ثم قال الرسول - صلى الله عليه وسلم -: " اِقْرَؤُوْا إِنْ شِئْتُمْ (فَلَا تَعْلَمُ نَفْسٌ مَا أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ) [السجدة: 17] ".


Artinya:
          “Aku menyediakan bagi para hamba-Ku yang sholih apa yang tidak pernah mampu disaksikan mata, tidak mampu didengarkan telinga dan tidak mampu terbetik di dalam hati manusia.” Kemudian beliau bersabda: “Jika kalian berkenan, silahkan baca (firman Allah yang artinya): “Maka, jiwa itu tidak mengetahui hakikat apa yang disembunyikan bagi mereka daripada kenikmatan yang menyejukkan mata.” QS. As-Sajdah: 17.”[1]  

D
i manakah letak surga? Surga itu tinggi, terletak di atas langit ketujuh, di bawah arsy. Sungai-sungainya mengalir dari mata air di bawah arsy. 

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

Jalan Cahaya, Matahari, Laut, Langit
 وَالفِرْدَوْسُ أَعْلَى الجَنَّةِ وَأَوْسَطُهَا، وَفَوْقَ ذَلِكَ عَرْشُ الرَّحْمَنِ، وَمِنْهَا تُفَجَّرُ أَنْهَارُ الجَنَّةِ، فَإِذَا سَأَلْتُمُ اللَّهَ فَسَلُوهُ الفِرْدَوْسَ»

Artinya:

          “Firdaus itu surga paling tinggi dan paling tengah, di atasnya arsy Allah Ar-Rohman, dari sanalah sungai-sungai surga mengalir. Maka, jika kalian meminta kepada Allah, pintalah surga firdaus.” HR. Al-Bukhori, At-Tirmidzi, Ahmad, dll. Redaksi ini dari riwayat Imam At-Tirmidzi.



          Di akherat kelak, adakah tempat yang lain selain surga dan neraka? Jawabannya tidak, tidak ada. Setiap hamba hanya akan menjadi penghuni salah satu dari keduanya. oleh karena itu Allah berfirman:


فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ


Artinya:

          “Maka, barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke surga, maka sungguh ia telah beruntung.” QS. Ali Imron: 185.
         


S
iapakah calon penghuni surga?

Saudaraku, perlu kita ketahui bahwa pena telah menulis takdir setiap hamba atas perintah Allah hingga akhir kehidupannya. Dan ahli surga telah ditetapkan sejak azali sebagaimana juga ahli neraka. Maka, dalam kehidupan dunia ini, kita sedang berjalan menuju takdir kita masing-masing: apakah menuju ke surga atau ke neraka.
       

   Perhatikan sabda Rasulullah صلى الله عليه وسلم berikut:


قِيلَ: يَا رَسُولَ اللهِ أَعُلِمَ أَهْلُ الْجَنَّةِ مَنْ أَهْلِ النَّارِ؟ قَالَ: فَقَالَ: نَعَمْ، قَالَ قِيلَ: فَفِيمَ يَعْمَلُ الْعَامِلُونَ؟ قَالَ: «كُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ»

Artinya:

          “Rasulullah صلى الله عليه وسلم ditanya: ‘Wahai Rasulullah, apakah penghuni surga itu telah diketahui (ditetapkan) secara pasti?’ beliau menjawab: “Iya.” Beliau pun ditanya lagi: ‘Lantas, apa gunanya kita beramal sekarang ini?’ Beliau menjawab: “Setiap orang akan dimudahkan untuk menempuh jalan takdirnya yang telah ditetapkan baginya.” Muttafaq alaih.

         
S
audaraku, sekarang ini _di dunia, dalam kehidupan ini_ kita beramal tanpa kita mengetahui takdir akhir kita. Maka, mari kita pastikan diri kita berjalan di atas jalan ke surga sehingga kita tercatat menjadi penghuni surga.  Allahumma yassir lanaa thoriiqon ilal jannah, Ya Allah, mudahkanlah untuk kami jalan ke surga-Mu !

Terima kasih telah membaca artikel lalu, surga pun diciptakan di blog ini. Semoga bermanfaat !




[1]  HR. Imam Bukhori.

Senin, 23 September 2019

postur malaikat


para malaikat dan iman kepada malaikat
ENSIKLOPEDI  MINI  PERJALANAN  DUNIA
Edisi 11


POSTUR MALAIKAT


            Syaikh Umar bin Sulaiman al-Asyqor, dalam kitab beliau ‘Aalamul malaa’ikatil Abroor menjelaskan tentang malaikat, beliau berkata:

Alam malaikat berbeda dengan alam jin dan manusia. Ia adalah sebuah alam yang mulia. Yang ada padanya hanyalah kesucian, kejernihan dan kemurnian. Mereka, para malaikat itu, adalah makhluk yang mulia dan bertakwa, mereka menyembah Allah dengan sebenar-benar ibadah, mereka melaksanakan segala apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mereka tidak pernah sekali pun bermaksiat menentang Allah, selama-lamanya.”[1]

“Beriman kepada malaikat adalah bagian dari pokok keimanan yang paling mendasar, di mana tidaklah sah iman seorang hamba apabila ia tidak beriman kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman:

(آمن الرسول بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون كل آمن بالله وملائكته وكتبه ورسله لا نفرق بين أحد من رسله) [البقرة: 285]

Artinya:
          “Rasulullah beriman kepada apa yang diturunkan kepada beliau dari Tuhan-nya, demikian pula orang-orang yang beriman. Mereka semua beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan para rasul-Nya; kami tidak membeda-bedakan seorang pun di antara para rasul itu.” QS. Al-Baqoroh: 285.[2]
         
Bagaimanakah seharusnya kita beriman kepada para malaikat?
Secara ringkas,

I
mam Al-Baihaqi menjawab pertanyaan ini sebagaimana dinukil oleh Imam As-Suyuthi dari kitab beliau Syu’abul Iman :


1-    Mengimani dan membenarkan keberadaan mereka

2-    Memposisikan mereka pada kedudukan mereka yang semestinya, yaitu dengan cara kita menetapkan bahwa mereka adalah hamba Allah dan makhluk-Nya layaknya bangsa jin dan manusia yang mendapatkan beban perintah dan beban syariat dari Allah, mereka tidak mampu melakukan suatu hal kecuali bila Allah memberikan kemampuan itu kepada mereka, mereka pun bisa meninggal seperti manusia akan tetapi Allah mentakdirkan mereka untuk hidup lama sekali, tidak boleh disifati dengan sifat-sifat yang bisa menyeret kepada perbuatan mempersekutukan Allah dengan mereka dan jangan sampai dijadikan klaim ketuhanan pada diri mereka sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik terdahulu.

3-    Mengakui bahwa sebagian malaikat itu diutus Allah kepada manusia yang dikehendaki-Nya. Terkadang, sebagian malaikat diutus kepada malaikat yang lain. Di antara bentuk keimanan kepada mereka adalah mengimani jenis-jenis mereka, ada para malaikat pemikul arsy, ada para malaikat ash-shoffun (yang bershof-shof), ada para malaikat penjaga surga, ada para malaikat penjaga neraka, ada para malaikat penulis amal perbuatan manusia, dan ada juga para malaikat yang bertugas menggiring awan, semua itu atau kebanyakannya telah ditetapkan di dalam Al-Qur’an[3].


Mengapa kita tidak bisa melihat malaikat?
J
awabannya adalah karena mereka tercipta dari cahaya yang bersifat sangat lembut sehingga kita tidak mampu melihat mereka. Dan memang demikianlah Allah menciptakan kita sesuai dengan hikmah yang diinginkan-Nya.

Kapan persisinya malaikat diciptakan?
Secara persis, kita tidak dapat memastikan, namun yang pasti adalah bahwa malaikat diciptakan terlebih dahulu sebelum manusia diciptakan sebagaimana yang Allah terangkan dalam Al-Qur’an surat Al-Baqoroh.


Bagaimana postur malaikat?
S
ebagian malaikat diciptakan Allah dengan postur yang sangat besar. Di antaranya adalah Jibril dan malaikat pemikul arsy. Malaikat Jibril alaihis salam memiliki postur yang sangat besar. Beliau memiliki 600 sayap. Satu sayapnya saja saja lebarnya sudah memenuhi ufuk. Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat beliau dalam bentuk aslinya, sebagaimana yang Allah ciptakan, dua kali. Malaikat pemikul arsy memiliki postur yang luar biasa besar. Kakinya di bumi paling bawah dan tanduknya memanggul arsy. Jarak antara daun telinga dan pundaknya sejauh 700 tahun perjalanan terbang yang burung. Jumlah mereka ada 8. 


B
agaimana dengan ibadah mereka?
Ibadah malaikat sangat luar biasa. Mereka tercipta untuk beribadah, untuk senantiasa taat kepada Allah Azza wa Jalla. Mereka tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah Azza wa Jalla. Setiap saat mereka beribadah tanpa pernah merasakan bosan. Jenis ibadah mereka pun bermacam-macam. Ada yang bertasbih saja, ada yang bertahmid saja, ada yang bersujud saja dan sebagainya.

Iman kepada malaikat masuk dalam bagian beriman kepada yang ghoib. Iman kepada malaikat ini tentunya akan menuntun kita kepada kekuatan iman kepada Allah Azza wa Jalla. Bayangkan, ketika malaikat pemikul arsy yang sangat besar itu saja beriman dan takut kepada Allah, maka tentunya kita yang kecil dan kerdil ini mustinya lebih takut lagi kepada Allah.

Demikian, semoga bermanfaat !
          Terima kasih telah membaca artikel postur malaikat dari blog ini!


[1] ‘Aalamul malaa’ikatil Abroor, Syaikh Umar bin Sulaiman Al-Asyqor, maktabah syamilah.
[2] Ibid.
[3] Lihat: Ibid.

Kamis, 19 September 2019

Islam, satu untuk seluruh manusia


KHUTBAH JUM’AT

(2)


ISLAM AGAMA UNIVERSAL

Khutbah pertama


              اَلْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ ، اَلَّذِيْ نَزَّلَ عَلَيْنَا الْكِتَابَ الْمُبِيْنَ وَرَزَقَنَا الْإِسْلَامَ حَقِيْقَ الدِّيْنِ. وَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلِى النَّبِيِّ الْأَمِيْنِ خَيْرَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ الْمَبْعُوْثِ إِلَى كَافَّةِ النَّاسِ أَجٍمَعِيْنَ ، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ.

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ.

       أَمَّا بَعْدُ :

       يَا أَيُّهَا النَّاسُ ! أُوْصِيْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
قَالَ اللهُ تَعَالَى: [ يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.]

  
        Para jama’ah, kaum muslimin, sidang jum’at –rohimakumullah-!

S
egala puji bagi Allah Azza wa Jalla Tuhan semesta alam, Yang telah menurunkan kitab Al-Qur’an kepada kita, yang telah memberikan karunia Islam agama yang benar kepada kita. Sholawat dan salam kita hantarkan kepada Nabi yang amanah terpercaya, nabi dan rasul terbaik yang diutus kepada semua manusia secara univesal. Kita bersholawat juga untuk keluarga dan para sahabat beliau beserta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik hingga akhir dunia.

Aku bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya, beliau adalah nabi yang terbaik dalam petunjuk dan bimbingannya.

          Amma ba’du:

  S
audara-saudaraku kaum muslimin, aku berwasiat kepada diriku dan kepada Anda sekalian untuk bertaqwa kepada Allah. Sungguh beruntunglah orang-orang yang bertaqwa.

          Allah Azza wa Jalla berpesan kepada kita semua:

          “Wahai sekalian manusia, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benar taqwa dan janganlah kalian mati kecuali dalam keadaan sebagai seorang muslim.”

Kita memohon kepada Allah Azza wa Jalla agar senantiasa memberikan karunia kepada kita untuk tetap istiqomah di atas Islam dan Iman, agar kita hidup di atas Islam dan Iman dan diwafatkan pula di atas Islam dan Iman. Amin ya Robbal ‘alamin!
         

Kaum muslimin, sidang jum’at –rohmakumullah-!

I
slam kita,  Islam yang dibawa oleh Nabi kita Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah agama yang istimewa. Rasul kita istimewa dan kita pun akhirnya ikut kecipratan menjadi umat yang istimewa. Bagaimanakah sejatinya keistimewaan itu?

Saudaraku, mari kita simak hadits berikut:

Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:

أُعْطِيتُ خَمْسًا لَمْ يُعْطَهُنَّ أَحَدٌ مِنَ الأَنْبِيَاءِ قَبْلِي: نُصِرْتُ بِالرُّعْبِ مَسِيرَةَ شَهْرٍ، وَجُعِلَتْ لِي الأَرْضُ مَسْجِدًا وَطَهُورًا، وَأَيُّمَا رَجُلٍ مِنْ أُمَّتِي أَدْرَكَتْهُ الصَّلاَةُ فَلْيُصَلِّ، وَأُحِلَّتْ لِي الغَنَائِمُ، وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً، وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً، وَأُعْطِيتُ الشَّفَاعَةَ

Artinya:
          “Aku dianugerahi oleh Allah 5 keistimewaan yang belum pernah diberikan kepada seorang nabi pun sebelumku: Aku ditolong Allah untuk menaklukkan musuhku dengan ditanamkan rasa takut di hati mereka dengan jarak tempuh sebulan perjalanan, bumi dijadikan masjid dan suci bagiku; karenanya siapa pun dari umatku yang mendapati waktu sholat hendaklah ia sholat (di mana pun ia berada), dihalalkan bagiku ghonimah (harta rampasan perang), dahulu nabi sebelumku diutus khusus terbatas kepada kaumnya saja sedangkan aku diutus kepada manusia seluruhnya, dan aku juga dikaruniai syafa’at.” Muttafaq alaih. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari jalur sahabat yang sama.
         
Kaum muslimin, sidang jum’at –rohimakumullah- !

  5
 keistimewaan yang diberikan kepada Nabi kita, Rasulullah صلى الله عليه وسلم ini, secara otomatis mengalir kepada kita. Jadi, kita ini adalah umat yang istimewa, umat yang spesial. Masing-masing dari keistimewaan ini bila dipaparkan satu persatu tentu membutuhkan waktu yang tidak sedikit, karena ia akan menunjukkan keunggulan Islam dan syariat yang dibawa oleh Rasulullah صلى الله عليه وسلم. Oleh karena itu, hari ini, pada khutbah jum’at kali ini, kita hanya akan membahas point keempat, yaitu universalitas dari agama dan syariat Rasulullah صلى الله عليه وسلم.

          Kaum muslimin, jama’ah sidang jum’at rohimakumullah!

I
slam adalah agama yang universal, diperuntukkan bagi semua manusia, di belahan bumi mana pun, apa pun warna kulitnya: hitam, putih, kuning, coklat dan seterusnya, apa pun bangsanya: Indonesia, Malaysia, Saudi arabiya, inggris, jerman dan selainnya, tua, muda, anak-anak, laki-laki maupun perempuan, semuanya diperuntukkan baginya Islam; mulai semenjak Nabi muhammad   صلى الله عليه وسلم diutus sebagai nabi hingga tegaknya hari kiamat.

          Di dalam Al-Qur’an, Allah berfirman:


قُلْ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ جَمِيعًا


Artinya:
          “Katakanlah: Wahai sekalian manusia, Aku adalah rasul utusan Allah kepada kalian semuanya.” QS. Al-A’raf: 158.

S
yaikh Muhammad Jamaluddin Al-Qosimi ketika menjelaskan ayat ini dalam kitab tafsir beliau, mahasinut ta’wil, beliau berkata : “Ayat ini adalah nash berkenaan dengan keumuman / universalitas kerasulan Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم baik untuk bangsa berkulit merah maupun bangsa berkulit hitam, baik untuk orang arab maupun non arab.”

          Imam Ibnu Katsier rohimahullah berkata: “Dan ini termasuk kemuliaan dan keagungan beliau bahwa beliau penutup para nabi dan beliau diutus Allah kepada manusia seluruhnya.”

          Di dalam ayat yang lain, Allah berfirman:


وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا كَافَّةً لِلنَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ


Artinya:
          “Dan tidaklah Kami mengutusmu _wahai Muhammad_ kecuali kepada semua manusia, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan, akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” QS. Saba’: 28.

O
leh karena agama Islam ini universal, oleh karena syariat Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم ini global, diperuntukkan bagi seluruh manusia; maka Islam di seluruh dunia itu satu. Itulah Islam sejati, islam yang sebenarnya, sebagaimana yang dibawa oleh Nabi kita Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم. Maka, Islam di Saudi Arabia sama dengan Islam di Indonesia. Islam di Amerika sama dengan Islam di Palestina. Islam sama di seluruh penjuru dunia. Ketika Tuhan kita sama, Allah Azza wa Jalla, ketika Nabi kita sama, Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم, ketika kitab kita sama, Al-Qur’anul Karim, ketika takbir kita sama, ketika ka’bah kita sama, maka kita adalah muslim yang sejati, muslim yang bersaudara. Dan inilah yang seharusnya. Maka, jangan pernah ada Islam lokal, Islam Indonesia, Islam ini Islam itu. Tidak, sekali-kali tidak. Hanya Islam, cukup Islam. Maka, keliru bila diharuskan Islam yang menyesuaikan diri dengan budaya lokal. Tetapi justru budaya itulah yang wajib mengikuti Islam. Apabila budaya selaras dengan nilai-nilai Islam, maka silahkan dilestarikan. Namun, bila ia berseberangan dengan Islam, maka budaya itulah yang harus dibuang dan disingkirkan.
     
     Kaum muslimin, rohimakumullah!

          Allah memerintahkan kita untuk ber-Islam secara kaffah, secara menyeluruh, secara total.

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً

Artinya:
          “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah dalam agama Islam secara menyeluruh.” QS. Al-Baqoroh: 207.

          Kaum muslimin, rohimakumullah!

S
ekarang, setelah kita mengetahui universalitas Islam, maka wajib bagi kita untuk meyakini bahwa Islam di seluruh dunia sama. Oleh karena itu, mulai sekarang, janganlah kita mau dikotak-kotakkan, dipecah belah menjadi sekte-sekte, entah itu dinisbatkan kepada kenegaraan, madzhab-madzhab fikih, aliran-aliran, partai-partai ataupun yang lainnya. Kita ini umat Muhammad, umat yang satu, mark mari kitta bersatu, mari menyatu menjadi satu kesatuan yang utuh, yang hanya tunduk kepada aturan Allah Tuhan kita yang satu.

          Semoga Allah Azza wa Jalla member kita hidayah untuk melaksanakan segala perintah-Nya sebagaimana mestinya, sebagaimana yang Dia kehendaki.


بَارَكَ اللهُ لِيْ وَ لَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ اللهُ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ وَعَمَلَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. 



Khutbah kedua

       اَلْحَمْدُ لِلهِ عَلَى إِحْسَانِهِ وَالشُّكْرُ لَهُ عَلَى تَوْفِيْقِهِ وَامْتِنَانِهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى الْهَادِيْ رِضْوَانِهِ.

      أَمَّا بَعْدُ :

       يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ.

       أَيُّهَا النَّاسُ ، اِعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ خَلَقَنَا لِعِبَادَتِهِ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ ، فَاعْبُدُوْهُ بِتَوْحِيْدِهِ وَاجْتَنِبُوا الشِّرْكَ وَأَهْلَهُ تَلْقَوْا رَبَّكُمْ وَهُوَ عَنْكُمْ رَاضٍ وَأَنْتُمْ رَاضُوْنَ عِنْهُ. وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ فِيْ كُلِّ سَاعَةٍ وَ لَحْظَةٍ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلَائِكَتِهِ الْمُكَرَّمِيْنَ وَثَلَّثَ بِكُمْ أَيُّهَا الْمُوْمِنُوْنَ ، 

فَقَالَ تَعَالَى :

إِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا .

اَللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ. اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ ، يَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ : اِقْضِ حَوَائِجَ الْمُسْلِمِيْنَ وَاشْفَعْ مَرْضَاهُمْ وَارْزُقْهُمْ رِزْقًا حَلَالًا طَيِّبًا وَارْزُقْهُمُ الْاِسْتِقَامَةَ فِي دِيْنِهِمْ وَالسَّعَادَةَ فِيْ مَعَاشِهِمْ. 

اَللّهُمَّ اجْمَعْ كَلِمَاتِ الْمُسْلِمِيْنَ عَلَى الْحَقِّ وَأَلِّفْ بَيْنَ قُلُوْبِهِمْ وَوَفِّقْ وُلَاةَ أُمُوْرِهِمْ إِلَى مَا تَرْضَى يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. اَللّهُمَّ ارْضَ عَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ أَجْمَعِيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ ! اَللّهُمَّ وَفِّقْنَا وَالْمُسْلِمِيْنَ إِلَى كُلِّ مَا تُحِبُّ وَتَرْضَى. 

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

 اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ. وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. أَقِمِ الصَّلَاةَ !