ENSIKLOPEDI MINI
PERJALANAN DUNIA
Edisi 8
DATA FAKTUAL
seputar PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI
seputar PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI
__Bagian pertama__
Kemudian, Allah berkehendak menciptakan langit dan bumi.
A
|
llah menciptakan langit dan bumi
beserta isinya dalam 6 hari sebagaimana firman-Nya:
( إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ
السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ )
Artinya:
“Sesungguhnya
Tuhan kalian adalah Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam
hari.” QS. A’rof: 54.
P
|
ara ulama berbeda pendapat mengenai maksud
dari ‘enam hari’ dalam ayat ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud
dengan ‘enam hari’ di sini adalah enam hari dunia, yakni seperti hari kita: 24
jam. Sebagian ulama yang lain
berpendapat bahwa ‘enam hari’ itu maksudnya adalah enam masa atau enam hari
akhirat, yakni seribu tahun perhitungan hari dunia.
S
|
ampai
di sini timbul pertanyaan: bukankah waktu itu, waktu penciptaan langit dan bumi, belum ada
hari karena hakikat hari itu adalah sebuah ungkapan untuk rentang waktu antara
terbitnya matahari hingga terbenamnya. Jadi, apakah maksud dari ‘hari’ dalam
ayat ini?
Pertanyaan ini dijawab oleh Imam
Ibnu Atsier dalam kitab beliau ‘Al-Kaamil fit taarikh’. Beliau berkata:
“K
|
ukatakan: bahwasanya apa yang
dinyatakan dalam khobar ini yang menyatakan bahwa Allah Ta’ala menciptakan bumi
pada hari tertentu, maka ia sebenarnya hanyalah sebuah majaz belaka. Mengapa
demikian? Karena pada waktu itu memang belum ada hari maupun malam, karena hari
itu hakikatnya adalah ungkapan tentang sebuah durasi antara terbitnya matahari
dan tenggelamnya, kemudian malam adalah durasi antara terbenamnya matahari
hingga terbitnya, sementara pada waktu itu belumlah lagi ada langit, demikian
juga belum ada matahari. Jadi, yang diinginkan dari ungkapan ‘hari’ itu
sesungguhnya adalah bahwa Allah menciptakan semua itu dalam durasi seukuran
satu hari (menurut hitungan kita sekarang ini, pent) sebagaimana dalam
firman-Nya:
{وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا}
[مريم: 62]
Artinya:
“Dan
bagi mereka (para penghuni surga) di dalam surga itu rizki siang dan malam.”
QS. Maryam: 62.
Padahal di surga itu tidak lagi ada siang
ataupun malam.”[1]
P
|
ara ulama juga berbeda pendapat
mengenai hari dimulainya penciptaan dan urutan penciptaan pada enam hari itu. Sebagian ulama berpendapat
bahwa penciptaan dimulai pada hari Ahad, sebagian lain berpendapat Allah
memulai penciptaan pada hari Sabtu. Dan pendapat yang lebih kuat adalah pada
hari Ahad karena ia didukung dengan dalil yang shohih.
Bagaimana dengan urutan penciptaan? Dalam hal ini, para
ulama juga berbeda pendapat. Namun, di sini mari kita simak pendapat sahabat
nabi yang mulia Abdullah bin Salam –rodhiallahu anhu-: beliau
berkata:
فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ
بْنُ سَلَامٍ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى بَدَأَ الْخَلْقَ يَوْمَ الْأَحَدِ،
فَخَلَقَ الْأَرَضِينَ يَوْمَ الْأَحَدِ وَالِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْأَقْوَاتَ،
وَالرَّوَاسِيَ فِي الثُّلَاثَاءِ وَالْأَرْبِعَاءِ، وَخَلَقَ السَّمَاوَاتِ
يَوْمَ الْخَمِيسِ وَالْجُمُعَةِ، فَفَرَغَ آخِرَ سَاعَةٍ مِنَ الْجُمُعَةِ
فَخَلَقَ فِيهَا آدَمَ - عَلَيْهِ السَّلَامُ - فَتِلْكَ السَّاعَةُ الَّتِي
تَقُومُ فِيهَا السَّاعَةُ.
Artinya:
“Sesungguhnya Allah Ta’ala memulai penciptaan pada hari
Ahad. Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan hari Senin, Dia menciptakan
rezeki dan gunung-gunung pada hari
Selasa dan hari Rabo, dan Dia menciptakan langit pada hari Kamis dan
Jum’at. Allah selesai (menciptakan semua itu) pada akhir waktu dari hari Jum’at.
Lalu, Dia pun menciptakan nabi Adam langsung pada waktu itu. Pada waktu seperti
itulah kelak kiamat akan terjadi.[2]
I
|
bnu
Abbas –rodhiallahu anhu- menjelaskan peristiwa ini lebih detail lagi: beliau
berkata:
“
Sesungguhnya Allah menciptakan bumi dan segala isi perlengkapannya, namun tanpa
menghamparkannya. Kemudian Dia menuju ke langit lalu menyempurnakan penciptaan
tujuh lapis langit itu. Kemudian setelah itu, Allah kembali ke bumi dan
menghamparkannya. Karena itulah, Allah Ta’ala berfirman:
{وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا}
[النازعات: 30]
Artinya:
“ Dan bumi pun setelah itu Dia
hamparkan. ” QS. An-Nazi’at: 30.[3]
Bersambung, in sya Allah!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar