Minggu, 15 September 2019

Fakta penciptaan langit dan bumi_1





ENSIKLOPEDI  MINI  PERJALANAN  DUNIA

Edisi 8


DATA FAKTUAL 
seputar PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI


__Bagian pertama__



Alam, Lanskap, Kaçkars, Lanskap Alam
Kemudian, Allah berkehendak menciptakan langit dan bumi.
A
llah menciptakan langit dan bumi beserta isinya dalam 6 hari sebagaimana firman-Nya:

( إِنَّ رَبَّكُمُ اللَّهُ الَّذِي خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضَ فِي سِتَّةِ أَيَّامٍ )
             
Artinya:
          “Sesungguhnya Tuhan kalian adalah Allah Yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam hari.” QS. A’rof: 54.

         

P
ara ulama berbeda pendapat mengenai maksud dari ‘enam hari’ dalam ayat ini. Sebagian ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ‘enam hari’ di sini adalah enam hari dunia, yakni seperti hari kita: 24 jam.  Sebagian ulama yang lain berpendapat bahwa ‘enam hari’ itu maksudnya adalah enam masa atau enam hari akhirat, yakni seribu tahun perhitungan hari dunia.


Lanskap, Senja, Cahaya, Malam, Langit         
S
 ampai di sini timbul pertanyaan: bukankah waktu itu,   waktu penciptaan langit dan bumi, belum ada hari karena hakikat hari itu adalah sebuah ungkapan untuk rentang waktu antara terbitnya matahari hingga terbenamnya. Jadi, apakah maksud dari ‘hari’ dalam ayat ini?

Pertanyaan ini dijawab oleh Imam Ibnu Atsier dalam kitab beliau ‘Al-Kaamil fit taarikh’. Beliau berkata:
“K
ukatakan: bahwasanya apa yang dinyatakan dalam khobar ini yang menyatakan bahwa Allah Ta’ala menciptakan bumi pada hari tertentu, maka ia sebenarnya hanyalah sebuah majaz belaka. Mengapa demikian? Karena pada waktu itu memang belum ada hari maupun malam, karena hari itu hakikatnya adalah ungkapan tentang sebuah durasi antara terbitnya matahari dan tenggelamnya, kemudian malam adalah durasi antara terbenamnya matahari hingga terbitnya, sementara pada waktu itu belumlah lagi ada langit, demikian juga belum ada matahari. Jadi, yang diinginkan dari ungkapan ‘hari’ itu sesungguhnya adalah bahwa Allah menciptakan semua itu dalam durasi seukuran satu hari (menurut hitungan kita sekarang ini, pent) sebagaimana dalam firman-Nya:

{وَلَهُمْ رِزْقُهُمْ فِيهَا بُكْرَةً وَعَشِيًّا} [مريم: 62]

Artinya:
          “Dan bagi mereka (para penghuni surga) di dalam surga itu rizki siang dan malam.” QS. Maryam: 62.
Padahal di surga itu tidak lagi ada siang ataupun malam.”[1]



Matahari, Demam, Air, Danau, Indah

P
ara ulama juga berbeda pendapat mengenai hari dimulainya penciptaan dan urutan penciptaan pada enam hari itu. Sebagian ulama berpendapat bahwa penciptaan dimulai pada hari Ahad, sebagian lain berpendapat Allah memulai penciptaan pada hari Sabtu. Dan pendapat yang lebih kuat adalah pada hari Ahad karena ia didukung dengan dalil yang shohih.

Bagaimana dengan urutan penciptaan? Dalam hal ini, para ulama juga berbeda pendapat. Namun, di sini mari kita simak pendapat sahabat nabi yang mulia Abdullah bin Salam –rodhiallahu anhu-: beliau berkata:

Machu Picchu, Reruntuhan, Pegunungan, Peru, Inca
فَقَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ سَلَامٍ: إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى بَدَأَ الْخَلْقَ يَوْمَ الْأَحَدِ، فَخَلَقَ الْأَرَضِينَ يَوْمَ الْأَحَدِ وَالِاثْنَيْنِ، وَخَلَقَ الْأَقْوَاتَ، وَالرَّوَاسِيَ فِي الثُّلَاثَاءِ وَالْأَرْبِعَاءِ، وَخَلَقَ السَّمَاوَاتِ يَوْمَ الْخَمِيسِ وَالْجُمُعَةِ، فَفَرَغَ آخِرَ سَاعَةٍ مِنَ الْجُمُعَةِ فَخَلَقَ فِيهَا آدَمَ - عَلَيْهِ السَّلَامُ - فَتِلْكَ السَّاعَةُ الَّتِي تَقُومُ فِيهَا السَّاعَةُ.

Artinya:
          “Sesungguhnya  Allah Ta’ala memulai penciptaan pada hari Ahad. Dia menciptakan bumi pada hari Ahad dan hari Senin, Dia menciptakan rezeki dan gunung-gunung pada hari  Selasa dan hari Rabo, dan Dia menciptakan langit pada hari Kamis dan Jum’at. Allah selesai (menciptakan semua itu) pada akhir waktu dari hari Jum’at. Lalu, Dia pun menciptakan nabi Adam langsung pada waktu itu. Pada waktu seperti itulah kelak kiamat akan terjadi.[2]  


Alam, Pemandangan, Latar Belakang
    

I
bnu Abbas –rodhiallahu anhu- menjelaskan peristiwa ini lebih detail lagi: beliau berkata:
“ Sesungguhnya Allah menciptakan bumi dan segala isi perlengkapannya, namun tanpa menghamparkannya. Kemudian Dia menuju ke langit lalu menyempurnakan penciptaan tujuh lapis langit itu. Kemudian setelah itu, Allah kembali ke bumi dan menghamparkannya. Karena itulah, Allah Ta’ala berfirman:


 {وَالْأَرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا} [النازعات: 30]

Artinya:
          “ Dan bumi pun setelah itu Dia hamparkan. ” QS. An-Nazi’at: 30.[3]


Bersambung, in sya Allah!




[1] Al-Kaamil fit taarikh, jilid 1, hal: 21, maktabah syamilah.
[2] Ibid, hal: 20.
[3] Ibid, hal: 20.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar