Senin, 16 September 2019

Fakta penciptaan langit dan bumi _ 2


ENSIKLOPEDI  MINI  PERJALANAN  DUNIA
Edisi 9


DATA FAKTUAL SEPUTAR SEJARAH PENCIPTAAN LANGIT DAN BUMI

__Bagian kedua__


            Sahabat muslim, rohimakumullah!

            Mau tahu,.... dahulu langit dan bumi itu satu atau memang dari dulu sudah seperti saat ini? Kemudian, bagaimanakah bentuk langit itu? Berapa jarak antara satu langit dengan langit yang lainnya? Dan apakah yang  lebih dulu diciptakan: siang atau malam?

Semua pertanyaan ini, in sya Allah, akan terjawab pada pembahasan kali ini!



S
ecara faktual qur’ani, pada proses awal pembentukannya: langit dan bumi itu menyatu. Lantas, Allah pisahkan keduanya. Maka jadilah bumi sebagai hamparan dan langit sebagai atapnya.

Galaxy, Bintang, Infinity, Kosmos, Gelap

Fakta ini Allah gambarkan dalam firman-Nya:

أَوَلَمْ يَرَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنَّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ كَانَتَا رَتْقًا فَفَتَقْنَاهُمَا

Artinya:
          “Tidakkah orang-orang kafir itu memperhatikan bahwa dahulu (di awal penciptaannya), langit dan bumi menyatu, lalu Kami (Allah) pisahkan keduanya.” QS. Al-Anbiya: 30.
         
Sebuah keterangan yang bersumber dari Ibnu Abbas  -rodhiallahu anhu- melalui jalur riwayat ‘Ikrimah, Al-Hasan, Qotadah dan Ibnu Jubair: ‘Bahwa dulunya langit dan bumi itu adalah satu kesatuan, saling menempel satu sama lain, lalu Allah memisahkan keduanya, Dia mengangkat langit ke tempat yang memang seharusnya ia tempati dan mengokohkan bumi di tempatnya semula.”[1]

Ibnu Katsier –rohimahullah_ berkata: “Dahulu, pada awal penciptaannya, semuanya (langit dan bumi) menyambung satu sama lain, keduanya berdempetan dan bertumpukan, sebagiannya posisinya di atas yang lain; lalu Allah memisahkan yang satu dari yang lainnya. Lantas, Allah menjadikan langit itu menjadi tujuh lapis dan juga bumi menjadi tujuh lapis. Kemudian Allah memisahkan langit dunia dengan bumi dengan ruang hampa; sehingga langit bisa menurunkan hujan dan bumi pun bisa menumbuhkan tumbuh-tumbuhan.” [2]


                 
D
i antara fakta penciptaan yang lainnya adalah bahwa langit itu bulat. Dan ini telah dijelaskan oleh para ulama islam semenjak berabad-abad silam. Imam Ibnu Katsier berkata:

Bumi, Bulan, Ruang
وقد حكى ابن حزم وابن المنير وَأَبُو الْفَرَجِ ابْنُ الْجَوْزِيِّ وَغَيْرُ وَاحِدٍ مِنَ العلماء الإجماع على أن السموات كرة مُسْتَدِيرَةٌ * وَاسْتُدِلَّ عَلَى ذَلِكَ بِقَوْلِهِ كُلٌّ فِي فلك يسبحون.

Artinya:
          “Ibnu Hazm, Ibnu Munir, Ibnul Faroj Ibnul Jauzi dan banyak ulama lainnya telah menceritakan sebuah ijma’ (kesepakatan) bahwa langit itu berbentuk bulat. Hal itu didasarkan pada dalil firman Allah: ‘kullun fii falaqin yasbahun.’ (semuanya beredar pada garis edarnya masing-masing).”[3]

         
F
akta lain yang diungkapkan oleh para ulama adalah bahwa langit ini berlapis-lapis dan bertingkat-tingkat. Satu langit dengan langit di atasnya jaraknya adalah 500 tahun perjalanan, sebagaimana hal ini dinyatakan dalam beberapa atsar. [4]

langit,malam,bintang,suasana,ruang,galaksi
D
i antara fakta penciptaan yang diperbincangkan oleh para ulama adalah di mana posisi matahari, bulan, bintang, planet dan benda-benda angkasa lainnya: apakah mereka ada di bawah langit pertama saja atau bertebaran di berbagai lapis langit? Para ulama berbeda pendapat mengenai hal ini.

         

P
embahasan selanjutnya adalah tentang siang dan malam, manakah dari keduanya yang diciptakan terlebih dahulu? Sebagian ulama berpendapat bahwa siang diciptakan terlebih dahulu dengan dalih bahwa siang itu bercahaya, maka ia berasal dari cahaya Allah. Jadi, siang itu telah ada dengan keberadaan nur ilahi (cahaya Allah) sebelum adanya malam. Pendapat kedua menyatakan bahwa malam tercipta terlebih dahulu. Dalil mereka adalah firman Allah:


Lanskap, Senja, Cahaya, Malam, Langit, Jalan Raya

{أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ بَنَاهَا - رَفَعَ سَمْكَهَا فَسَوَّاهَا - وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا} [النازعات: 27 - 29]
Artinya:
          “Apakah kalian lebih kokoh dibandingkan langit yang Dia bangun. Dian mengangkat atapnya lalu menyempurnakan penciptaannya. Dia menyelimuti malamnya dengan kegelapan dan mengeluarkan waktu dhuha (siang)nya.” QS. An-Nazi’at: 27-29.


Dalam ayat ini, Allah memulai dengan malam sebelum siang.[5]
           
          Demikian, wallahu a’lam.






[1]  Tafsir Al-Aluusi, juz 9 , hal: 35 _ al-maktabah asy-syamilah.
[2]  Tafsir Ibnu Katsier, juz 5, hal: 339 _ al-maktabah asy-syamilah
[3]  Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsier, juz 1, hal: 33 _ Al-maktabah asy-syamilah.
[4]  Lihat: Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsier, juz 1, hal: 33 _ Al-maktabah asy-syamilah.
[5]  Lihat: al-kaamil fit taarikh, Ibnul Atsier, jilid 1, hala: 21-22 _ al-maktabah asy-syamilah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar