ENSIKLOPEDI MINI
PERJALANAN DUNIA
Edisi 11
POSTUR MALAIKAT
Syaikh Umar bin Sulaiman
al-Asyqor, dalam kitab beliau ‘Aalamul malaa’ikatil Abroor menjelaskan
tentang malaikat, beliau berkata:
“
|
Alam malaikat berbeda dengan alam jin dan
manusia. Ia adalah sebuah alam yang mulia. Yang ada padanya hanyalah kesucian,
kejernihan dan kemurnian. Mereka, para malaikat itu, adalah makhluk yang mulia
dan bertakwa, mereka menyembah Allah dengan sebenar-benar ibadah, mereka
melaksanakan segala apa yang Allah perintahkan kepada mereka dan mereka tidak
pernah sekali pun bermaksiat menentang Allah, selama-lamanya.”[1]
“Beriman kepada malaikat adalah bagian dari
pokok keimanan yang paling mendasar, di mana tidaklah sah iman seorang hamba
apabila ia tidak beriman kepada mereka. Allah Ta’ala berfirman:
(آمن الرسول بما أنزل إليه من ربه والمؤمنون كل آمن بالله وملائكته
وكتبه ورسله لا نفرق بين أحد من رسله) [البقرة: 285]
Artinya:
“Rasulullah
beriman kepada apa yang diturunkan kepada beliau dari Tuhan-nya, demikian pula
orang-orang yang beriman. Mereka semua beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan para rasul-Nya; kami tidak
membeda-bedakan seorang pun di antara para rasul itu.” QS. Al-Baqoroh: 285.”[2]
Bagaimanakah seharusnya kita beriman kepada
para malaikat?
Secara ringkas,
I
|
mam Al-Baihaqi menjawab pertanyaan ini
sebagaimana dinukil oleh Imam As-Suyuthi dari kitab beliau Syu’abul Iman :
1- Mengimani dan membenarkan keberadaan mereka
2- Memposisikan mereka pada kedudukan mereka yang
semestinya, yaitu dengan cara kita menetapkan bahwa mereka adalah hamba Allah
dan makhluk-Nya layaknya bangsa jin dan manusia yang mendapatkan beban perintah
dan beban syariat dari Allah, mereka tidak mampu melakukan suatu hal kecuali
bila Allah memberikan kemampuan itu kepada mereka, mereka pun bisa meninggal
seperti manusia akan tetapi Allah mentakdirkan mereka untuk hidup lama sekali,
tidak boleh disifati dengan sifat-sifat yang bisa menyeret kepada perbuatan
mempersekutukan Allah dengan mereka dan jangan sampai dijadikan klaim ketuhanan
pada diri mereka sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang musyrik terdahulu.
3- Mengakui bahwa sebagian malaikat itu diutus Allah kepada
manusia yang dikehendaki-Nya. Terkadang, sebagian malaikat diutus kepada
malaikat yang lain. Di antara bentuk keimanan kepada mereka adalah mengimani
jenis-jenis mereka, ada para malaikat pemikul arsy, ada para malaikat
ash-shoffun (yang bershof-shof), ada para malaikat penjaga surga, ada para
malaikat penjaga neraka, ada para malaikat penulis amal perbuatan manusia, dan
ada juga para malaikat yang bertugas menggiring awan, semua itu atau
kebanyakannya telah ditetapkan di dalam Al-Qur’an[3].
Mengapa
kita tidak bisa melihat malaikat?
J
|
awabannya adalah karena mereka tercipta
dari cahaya yang bersifat sangat lembut sehingga kita tidak mampu melihat
mereka. Dan memang demikianlah Allah menciptakan kita sesuai dengan hikmah yang
diinginkan-Nya.
Kapan persisinya malaikat
diciptakan?
Secara persis, kita tidak dapat
memastikan, namun yang pasti adalah bahwa malaikat diciptakan terlebih dahulu
sebelum manusia diciptakan sebagaimana yang Allah terangkan dalam Al-Qur’an
surat Al-Baqoroh.
Bagaimana postur malaikat?
S
|
ebagian malaikat diciptakan Allah dengan
postur yang sangat besar. Di antaranya adalah Jibril dan malaikat
pemikul arsy. Malaikat Jibril alaihis salam memiliki postur yang sangat
besar. Beliau memiliki 600 sayap. Satu sayapnya saja
saja lebarnya sudah memenuhi ufuk. Rasulullah صلى الله عليه وسلم melihat beliau dalam bentuk
aslinya, sebagaimana yang Allah ciptakan, dua kali. Malaikat pemikul arsy
memiliki postur yang luar biasa besar. Kakinya di bumi paling bawah dan
tanduknya memanggul arsy. Jarak antara daun telinga dan pundaknya sejauh 700
tahun perjalanan terbang yang burung. Jumlah mereka ada 8.
B
|
agaimana dengan ibadah mereka?
Ibadah malaikat sangat luar
biasa. Mereka tercipta untuk beribadah, untuk senantiasa taat kepada Allah Azza
wa Jalla. Mereka tidak pernah berbuat maksiat kepada Allah Azza wa Jalla. Setiap
saat mereka beribadah tanpa pernah merasakan bosan. Jenis ibadah mereka pun
bermacam-macam. Ada yang bertasbih saja, ada yang bertahmid saja, ada yang
bersujud saja dan sebagainya.
Iman kepada malaikat masuk dalam
bagian beriman kepada yang ghoib. Iman kepada malaikat ini tentunya akan
menuntun kita kepada kekuatan iman kepada Allah Azza wa Jalla. Bayangkan,
ketika malaikat pemikul arsy yang sangat besar itu saja beriman dan takut
kepada Allah, maka tentunya kita yang kecil dan kerdil ini mustinya lebih takut
lagi kepada Allah.
Demikian, semoga bermanfaat !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar